REVOLUSI BUMI WAJIB BACA !
REVOLUSI BUMI
Pernahkah kalian melihat dan
memperhatikan kalender masehi yang biasa kita gunakan sehari-hari? Lalu
darimanakah perhitungan kalender masehi itu? Ya, perhitungan kalender masehi
didasarkan rupakan dampak atau akibat dari adanya peristiwa revolusi bumi.
Jadi, apakah yang dinamakan revolusi
bumi itu? Revolusi
bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Tidak hanya bumi yang
mengelilingi matahari, namun planet-planet di dalam tata surya pun semuanya
mengelilingi matahari, waktunya saja yang berbeda.
Tata surya merupakan kumpulan dari benda-benda langit yang
berinteraksi satu sama lain dan memiliki pusat, yaitu matahari. Setiap planet
berinteraksi dengan benda langit lainnya atau disebut dengan satelit. Jika
planet berevolusi mengelilingi matahari maka satelit juga berevolusi, yaitu
mengelilingi planetnya masing-masing.
Untuk itu kali ini kita akan membahas apa itu revolusi bumi
dan apa saja dampak yang diakibatkan oleh peristiwa revolusi bumi.
Pengertian Revolusi Bumi
Revolusi Bumi adalah peredaran
Bumi mengelilingi matahari. Revolusi Bumi merupakan akibat tarik menarik antara
gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi Bumi.
Kala revolusi Bumi dalam satu
kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari. Sepanjang Bumi berevolusi, rotasi
Bumi tidak selalu tegak lurus terhadap bidang ekliptika melainkan berosilasi
dengan kemiringan yang membentuk sudut hingga 23,50 derajat terhadap matahari.
Sudut ini diukur dari garis imajiner yang membelah kutub utara dan kutub
selatan yang disebut dengan garis khatulistiwa.
Bumi
mengelilingi matahari memiliki orbitnya sendiri, orbit ini berbentuk elips.
Orbit adalah lintasan yang tetap dan teratur pada benda yang mengelilingi benda
lainnya. Dalam revolusinya, bumi tidak akan bisa keluar jalur karena setiap
planet memiliki orbitnya sendiri. Orbit itu juga salah satu penentu lamanya
waktu untuk berevolusi. Semakin jauh dari matahari maka semakin lama planet
berevolusi.
Dalam
revolusinya, bumi juga menimbulkan dampak-dampak terhadap kehidupan di bumi.
Berikut adalah dampak dari revolusi bumi.
Dampak dari
revolusi bumi
1. Perbedaan lama waktu siang dan malam
Dampak dari revolusi bumi yang pertama adalah
perbedaan waktu dari siang dan malam. Siang dan malam pada bagian bumi utara
dan selatan akan berbeda dengan bagian bumi di garis khatulistiwa. Pada bagian
bumi tengah atau khatulistiwa ini memiliki waktu siang dan malam yang terbagi
rata masing-masing 12 jam.
Kombinasi dari revolusi dan sumbu kemiringan bumi ini
menimbulkan gejala alam pada frekuensi waktu siang dan malam. Semakin ke arah
utara frekuensi waktu siang atau malam akan terasa lebih lama, bagian paling
selatan juga merasakan hal itu.
Pada setiap tanggal tertentu, bumi mengalami kondisi
sebagai berikut:
21 Maret - 23 September
- Kutub
Utara berada di dekat matahari, sedangkan Kutub Selatan jauh dari
matahari.
- Belahan
bumi utara terpapar sinar matahari lebih lama dibandingkan dengan belahan
bumi selatan.
- Matahari
bergeser ke arah utara bumi.
- Jarak
terdekat Kutub Utara dan matahari terjadi pada tanggal 21 Juni. Di tanggal
tersebut, pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o ke
arah utara.
- Beberapa
daerah dekat Kutub Utara mengalami siang selama 24 jam. Sementara itu,
beberapa daerah dekat Kutub Selatan mengalami malam selama 24 jam.
23 September - 21 Maret
- Kutub
Utara berada di dekat matahari, sedangkan Kutub Selatan jauh dari
matahari.
- Belahan
bumi selatan mendapatkan sinar matahari lebih lama dibandingkan dengan
belahan bumi utara.
- Belahan
bumi selatan mengalami siang yang lebih lama dibandingkan dengan belahan
bumi utara.
- Matahari
bergeser ke arah selatan bumi.
- Beberapa
daerah dekat Kutub Utara mengalami waktu malam 24 jam, sementara beberapa
daerah dekat Kutub Selatan mengalami siang selama 24 jam.
- Pada
tanggal 22 September, kutub selatan berada di posisi paling dekat dengan
matahari. Pada tanggal tersebut, pengamat di khatulistiwa melihat matahari
bergeser 23,5° ke arah selatan.
21 Maret - 23 Desember
- Jarak
matahari di Kutub Utara dengan Kutub Selatan adalah sama.
- Belahan
bumi utara dan belahan bumi selatan menerima sinar matahari sama
banyaknya.
- Seluruh
permukaan bumi mengalami waktu siang dan malam sama lamanya.
- Matahari
terlihat melintas tepat di atas kepala di daerah khatulistiwa.
2. Adanya perubahan musim
Dampak
selanjutnya dari adanya Revolusi bumi adalah adanya pergantian musim dan
perbedaan musim pada masing-masing belahan dunia. Pada belahan bumi bagian
utara dan selatan memiliki empat musim yang berganti di setiap tahunnya yaitu
musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Namun berbeda pada
belahan bumi yang dilewati garis khatulistiwa, pada bagian ini hanya memiliki
dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Pergantian musim
tersebut berdasarkan tanggal-tanggal tertentu. Pergantian musim pada bumi
bagian utara dan selatan memiliki perbedaan karena tentunya matahari tidak
dapat menyinari seluruh bagian bumi .
Berikut adalah penjelasan singkatnya mengenai perubahan musim saat revolusi
bumi.
Bumi bagian utara:
·
Musim semi (21
Maret – 21 Juni)
·
Musim panas (21
Juni – 23 September)
·
Musim gugur (23
September – 22 Desember)
·
Musim dingin (22
Desember – 21 Maret)
Bumi bagian selatan:
·
Musim semi (23 September
– 22 Desember)
·
Musim panas (22
Desember – 21 Maret)
·
Musim gugur (21
Maret – 21 Juni)
·
Musim dingin (21
Juni – 23 September)
Sedangkan
pergantian musim dibelahan bumi yang dilewati garis khatulistiwa salah satunya
adalah Indonesia, pergantian musim antara musim hujan dan musim kemarau adalah
sebagai berikut:
Berlangsungnya
musim kemarau di Indonesia bersamaan dengan bertiupnya angin musim timur dan
terjadi antara bulan Maret-September. Namun pada bulan Maret dan September, ada
kemungkinan hujan tetap turun karena gerakan angin yang tidak menentu. Musim
kemarau di Indonesia kebanyakan berlangsung antara bulan April sampai bulan
September. Ketika musim kemarau berlangsung, kelembaban udara cenderung sangat
rendah.
Musim hujan
di Indonesia terjadi karena bertiupnya angin musim barat dan terjadi antara
bulan September dan bulan Maret. Musim hujan di Indonesia berlangsung antara
bulan Oktober sampai bulan Febuari. Di beberapa wilayah sering kali hujannya
sedemikian lebat hingga terjadi banjir.
3. Gerak semu tahunan matahari
Gerak semu tahunan matahari adalah pergerakan semu
matahari yang seolah-olah bergerak dari selatan ke utara dan kembali ke selatan
setiap tahunnya. Gerak semu tahunan matahari
inilah yang melatar belakangi perubahan musim dan perbedaan lama waktu siang
dan malam yang ada di bumi. Semua fenomena yang terjadi itu karena posisi
matahari yang berubah-ubah setiap bulan.
Fenomena ini
menyebabkan matahari tidak terbit dan terbenam di posisi yang sama sepanjang
tahun (bergeser dari utara ke selatan atau sebaliknya dari hari ke hari) serta
pergantian musim di belahan Bumi utara dan selatan. Saat bagian utara Bumi
condong ke matahari, bagian tersebut mendapat sinar lebih banyak dan siang
lebih panjang sehingga terjadi musim panas di negeri empat musim. Sebaliknya,
pada saat yang sama, terjadi musim dingin di bagian selatan Bumi.
4. Ditetapkannya Kalender Masehi
Kalender masehi ini awal mulanya digunakan oleh Julius Caesar atau dikenal
dengan kalender Julian. Kalender Julian ini dihitung berdasarkan selang waktu
antara musim semi dengan musim semi berikutnya di bagian bumi utara. Selang
waktu ini tepatnya 365 hari, 5 jam, 48 menit, 46 detik.
Dalam hitungannya kemudian Julius Caesar ini menetapkan perhitungan
kalender masehi seperti berikut:
·
Waktu dalam
setahun adalah 365 hari, dan sehari 24 jam.
·
Karena 365 hari
itu lebih seperempat hari setiap tahunnya maka melebihi satu hari setiap empat
tahun menjadi 366 hari. Logikanya seperti ¼ dikali 4 yang hasilnya 1. Tahun
yang memiliki 366 hari ini disebut tahun kabisat. Biasanya terjadi pada bulan
Februari.
·
Untuk mengingat
dengan mudah maka tahun kabisat adalah tahun yang dapat dibagi habis dengan
empat seperti, 2000, 2004, 2008, dan seterusnya.
5. Perubahan Rasi Bintang
Rasi bintang
adalah sekelompok bintang yang membentuk pola tertentu. Sebenarnya rasi bintang
yang kita lihat itu jaraknya tidak berdekatan satu sama lain. Letak antara satu
bintang dengan yang lain berjauhan, ketika kita mengamati dari bumi tampak
berdekatan dan tersusun polanya.
Karena revolusi
bumi ini rasi bintang pada setiap bagian bumi akan terlihat berbeda. Bumi
bagian utara hanya dapat melihat rasi bintang yang ada di utara, bumi bagian
selatan hanya dapat melihat rasi bintang yang ada di selatan, begitu juga
bagian bumi yang lain.