Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 AKIBAT REVOLUSI BUMI WAJIB BACA!

4 AKIBAT REVOLUSI BUMI

Revolusi bumi adalah sebuah fenomena alam yang dapat kita rasakan secara langsung akibatnya. Pergerakan bumi mengelilingi matahari itulah yang dinamakan revolusi bumi.

Revolusi Bumi merupakan akibat tarik menarik antara gaya gravitasi matahari dengan gaya gravitasi Bumi. Kala revolusi Bumi dalam satu kali mengelilingi matahari adalah 365¼ hari.

Lalu apa saja akibat dari revolusi bumi itu sendiri? Berikut ini kita akan membahas lebih dalam lagi mengenai dampak dari revolusi bumi yang dapat dirasakan secara langsung oleh makhluk hidup.



4 AKIBAT REVOLUSI BUMI WAJIB BACA!


 

1.      Perbedaan lama waktu siang dan malam

Dampak dari revolusi bumi yang pertama adalah perbedaan lama waktu dari siang dan malam. Siang dan malam pada bagian bumi utara dan selatan akan berbeda dengan bagian bumi di garis khatulistiwa. Pada bagian bumi tengah atau khatulistiwa ini memiliki waktu siang dan malam yang terbagi rata masing-masing 12 jam. Hal ini dapat dilihat juga di salah satu pulau bagian Norwegia yang memiliki waktu siang selama 21 jam.

Kombinasi dari revolusi dan sumbu kemiringan bumi ini menimbulkan gejala alam pada frekuensi waktu siang dan malam. Semakin ke arah utara frekuensi waktu siang atau malam akan terasa lebih lama, bagian paling selatan juga merasakan hal itu.

2.      Adanya perubahan musim

Dampak selanjutnya dari adanya Revolusi bumi adalah adanya pergantian musim dan perbedaan musim pada masing-masing belahan dunia. Pada belahan bumi bagian utara dan selatan memiliki empat musim yang berganti di setiap tahunnya yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Namun berbeda pada belahan bumi yang dilewati garis khatulistiwa, pada bagian ini hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.

 

Pergantian musim tersebut berdasarkan tanggal-tanggal tertentu. Pergantian musim pada bumi bagian utara dan selatan memiliki perbedaan karena tentunya matahari tidak dapat menyinari seluruh bagian bumi .

Berikut adalah penjelasan singkatnya mengenai perubahan musim saat revolusi bumi.

Bumi bagian utara:

·       Musim semi (21 Maret – 21 Juni)

·       Musim panas (21 Juni – 23 September)

·       Musim gugur (23 September – 22 Desember)

·       Musim dingin (22 Desember – 21 Maret)

 

Bumi bagian selatan:

·       Musim semi (23 September – 22 Desember)

·       Musim panas (22 Desember – 21 Maret)

·       Musim gugur (21 Maret – 21 Juni)

·       Musim dingin (21 Juni – 23 September)

Sedangkan pergantian musim dibelahan bumi yang dilewati garis khatulistiwa salah satunya adalah Indonesia, pergantian musim antara musim hujan dan musim kemarau adalah sebagai berikut:

Berlangsungnya musim kemarau di Indonesia bersamaan dengan bertiupnya angin musim timur dan terjadi antara bulan Maret-September. Namun pada bulan Maret dan September, ada kemungkinan hujan tetap turun karena gerakan angin yang tidak menentu. Musim kemarau di Indonesia kebanyakan berlangsung antara bulan April sampai bulan September. Ketika musim kemarau berlangsung, kelembaban udara cenderung sangat rendah. 

Musim hujan di Indonesia terjadi karena bertiupnya angin musim barat dan terjadi antara bulan September dan bulan Maret. Musim hujan di Indonesia berlangsung antara bulan Oktober sampai bulan Febuari. Di beberapa wilayah sering kali hujannya sedemikian lebat hingga terjadi banjir.

3.      Ditetapkannya Kalender Masehi

Kalender masehi ini awal mulanya digunakan oleh Julius Caesar atau dikenal dengan kalender Julian. Kalender Julian ini dihitung berdasarkan selang waktu antara musim semi dengan musim semi berikutnya di bagian bumi utara. Selang waktu ini tepatnya 365 hari, 5 jam, 48 menit, 46 detik.

Dalam hitungannya kemudian Julius Caesar ini menetapkan perhitungan kalender masehi seperti berikut:

·         Waktu dalam setahun adalah 365 hari,  dan sehari 24 jam.

·         Karena 365 hari itu lebih seperempat hari setiap tahunnya maka melebihi satu hari setiap empat tahun menjadi 366 hari. Logikanya seperti ¼ dikali 4 yang hasilnya 1. Tahun yang memiliki 366 hari ini disebut tahun kabisat. Biasanya terjadi pada bulan Februari.

·         Untuk mengingat dengan mudah maka tahun kabisat adalah tahun yang dapat dibagi habis dengan empat seperti, 2000, 2004, 2008, dan seterusnya.

·         Gerak semu tahunan matahari

Gerak semu tahunan matahari adalah pergerakan semu matahari yang seolah-olah bergerak dari selatan ke utara dan kembali ke selatan setiap tahunnya. Gerak semu tahunan matahari inilah yang melatar belakangi perubahan musim dan perbedaan lama waktu siang dan malam yang ada di bumi. Semua fenomena yang terjadi itu karena posisi matahari yang berubah-ubah setiap bulan.

Fenomena ini menyebabkan matahari tidak terbit dan terbenam di posisi yang sama sepanjang tahun (bergeser dari utara ke selatan atau sebaliknya dari hari ke hari) serta pergantian musim di belahan Bumi utara dan selatan. Saat bagian utara Bumi condong ke matahari, bagian tersebut mendapat sinar lebih banyak dan siang lebih panjang sehingga terjadi musim panas di negeri empat musim. Sebaliknya, pada saat yang sama, terjadi musim dingin di bagian selatan Bumi.